You Are Enter To "The ZONE of CHANGE'S"

Every Thing's Can Be Change's, So You Can Be Change's Also
To Be The Best!

Perubahan Bukanlah Sesuatu Yang Mungkin Bagi Anda,
Perubahan Adalah Sesuatu Yang Pasti Dari Allah Untuk Anda!











Senin, 21 Juni 2010

KESABARAN (bagian ke-tiga)


Mental Tahan Uji Menghasilkan
Ketegaran Hati Untuk Tidak Mudah Menyerah!

Kesabaran Pertama:
"Mental Tahan Uji Yang Menghasilkan
Karakter Yang Tidak Tergesa-gesa!"

Kesabaran Ke-Dua:
"Mental Tahan Uji Yang Menghasilkan
Karakter Yang Tabah!"



Kesabaran adalah suatu kekuatan jiwa yang membuat seseorang tahan uji dalam menghadapi berbagai proses pergumulan kehidupan yang berat, sehingga membentuk karakter yang tabah, tenang, tidak tergesa-gesa dan tidak mudah patah hati!

Minggu 30 Mei 2010, telah kita pelajari bersama pengertian kesabaran yang pertama adalah mental tahan uji yang menghasilkan karakter yang TIDAK TERGESA-GESA. Minggu 06 Juni 2010, kita memahami pengertian kesabaran yang ke-dua adalah mental tahan uji yang menghasilkan karakter yang TABAH! Kita akan melanjutkan pembelajaran dari Firman TUHAN untuk memahami kesabaran adalah suatu kekuatan jiwa yang membuat seseorang tahan uji dalam menghadapi berbagai proses pergumulan kehidupan yang berat, sehingga membentuk karakter yang “TIDAK MUDAH MENYERAH” atau “TEGAR!”.

Pengertian ke-tiga tentang kesabaran adalah mental tahan uji yang menghasilkan karakter yang tidak mudah menyerah atau tegar! Ada beberapa judul film yang cukup inspiratif dalam hal ketegaran hati untuk mewujudkan sesuatu yang diyakini walaupun ada berbagai macam tantangan tetapi tidak mudah menyerah. Katakanlah itu film “300” yang menceritakan ketegaran hati seorang raja yang bernama Leonard yang memimpin 300 prajurit Spartan yang gagah berani. Mereka sungguh tegar dan tidak mudah menyerah walaupun melawan ribuan pasukan kerajaan Persia, dengan sebuah komitmen yang kuat, yaitu “tidak akan memberikan tanah dan air mereka kepada kerajaan Persia!” Memang perjuangan kita masing-masing berbeda, namun ada satu hal yang harus sama diantara kita, yaitu ketegaran hati untuk “TIDAK MUDAH MENYERAH terhadap semua masalah dan pergumulan kehidupan yang harus kita hadapi!” Marilah kita mengamati bersama beberapa prinsip ketegaran hati untuk tidak mudah menyerah terhadap sebuah prinsip yang kita yakini dan yang diharapkan TUHAN.

Pertama, ketegaran hati untuk tidak mudah menyerah agar hidup sesuai dengan Firman TUHAN. Semasa pemerintahan raja Ahab Kerajaan Israel di tanah Samaria selama 22 tahun lamanya, ia menikah dengan seorang perempuan penyembah Baal sehingga ada begitu banyak kuil-kuil penyembahan Baal di sekitar tanah Israel. Ahab dikelilingi juga dengan 450 nabi Baal dan nabi Asyera 400 yang sering memberikan petunjuk kepadanya, serta dijamin hidup mereka oleh raja Ahab. Sementara berbanding terbalik hanya ada 1 nabi TUHAN, Elia, yang sungguh-sungguh hidup sesuai Firman TUHAN! Walaupun hanya seorang diri tetapi Elia memiliki ketegaran hati yang kuat untuk tidak mudah menyerah agar hidupnya tetap sesuai dengan Firman TUHAN. Ia-pun mengadakan suatu bentuk peperangan rohani menentang 450 Nabi Baal dan 400 nabi Asyera, agar seluruh rakyat Israel akan kembali menyembah TUHAN! Akhirnya terbukti, bahwa Baal dan Asyera tidak menjawab nabi-nabinya! 1 Raja-Raja 18:36 mencatat doanya Elia, “Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.” Doa Elia dijawab TUHAN dengan turunya api dan menyambar habis; kayu, batu mesbah, seluruh daging lembu sapi, bahkan air yang disirampun dijilat habis oleh Api TUHAN! Sungguh terbukti, bahwa TUHAN membela orang yang memiliki keteguhan hati untuk tidak mudah menyerah dengan segala tantangan yang dihadapi sehingga ia tetap hidup sesuai Firman TUHAN!

Ayub-pun menyatakan dibalik pergumulan kehidupan yang dialaminya (Ayub 27:6): “Kebenaranku kupegang teguh dan tidak kulepaskan; hatiku tidak mencela sehari pun dari pada umurku.” Dalam Mazmur 27:14 raja Daud menghimbau, “Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!” Dan Mazmur 31:25 mengatakan, “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!” Dalam sebuah peperangan rohani memanglah tidak mudah tetapi Mazmur 25:3 mentakan, “Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya.

Kedua, ketegaran hati untuk tidak mudah menyerah agar tidak berkompromi dengan dosa. Dalam masa pemerintahan raja Yosafat di Yehuda, ia dikenal raja yang “tabah hati hidup di jalan TUHAN dan menjauhkan rakyat Israel di Yehuda dari segala bentuk penyembahan berhala!” Ia pernah diajak oleh Ahab untuk pergi bersama memerangi bangsa Aram di Ramot-Gileat. Tetapi Yosafat lebih dulu meminta petunjuk TUHAN melalui para nabi yang ada di dataran Kerajaan Utara, Israel, sebelum ia mengambil keputusa. Ada 400 nabi yang memberi penegasan pergi berperang, tetapi hanya ada 1 nabi, Mikha, yang tidak berkompromi dengan kedustaan yang ada pada 400 nabi, sehingga ia mengatakan hal yang sebenarnya, yaitu bila mereka pergi perperang maka Ahab akan mati! Nabi Mikha sempat dihasut (2Tawarikh 18:12-13) untuk berkompromi dengan 400 nabi yang telah memberikan penegasan untuk Ahab pergi berperang, tetapi Mikha memiliki ketegaran hati untuk tidak mudah menyerah sehingga berkompromi dengan dosa! Ia menjawab mereka (ayat 13) "...Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan Allah, itulah yang akan kukatakan!" 
Paulus pernah menegaskan bagi orang-orang di Galatia (Galatia 1:11), “....bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.” Yang dimaksudkan dengan ‘injil manusia’ adalah kabar baik yang berasal dari manusia. Suatu berita yang berasal dari manusia dan berusaha untuk mengambil hati manusia atau memikat hati manusia. Yesus Kristus mengatakan dalam Matius 10:16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” Namun dalam ayat selanjutnya Matius 10:19 Yesus Kristus menegaskan, “Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.

Ketiga, ketegaran hati untuk tidak mudah menyerah agar tetap hidup sesuai rencana Bapa Sorgawi. Kemampuan Yesus Kristus sebagai manusia sejati, sungguh teruji dalam ketegaran hatinya untuk menghadapi berbagai tantangan dan cobaan yang sanggup menggagalkan rencana Bapa dalam diri-Nya. Iblis sempat mencobai-Nya di padang gurun, masyarakat sekitar tempat kelahiran-Nya meragukan Yesus berasal dari benih ilahi, para ahli Taurat memberikan perlawanan yang sangat jelas dan tegas meragukan bahwa Ia adalah Anak Allah, ditambah lagi murid-Nya sendiri mengkhianati-Nya.
Tetapi semua pengalaman penolakkan demi penolakkan tersebut tidak menggoyahkan hati Yesus Kristus untuk tetap tegar dan tidak menyerah sehingga Ia tetap fokus dalam rencana Bapa Sorgawi.

Hidup dalam rencana Bapa Sorgawi memanglah tidak semudah yang kita pikirkan, kadang kala rencana tersebut membawa kita dalam berbagai bahaya, bahkan dilematis kehidupan, masalah lepas masalah silih berganti bagaikan ombak yang tidak pernah habis menghempas pantai. Hal itulah yang juga dialami oleh rasul Paulus. Ketika TUHAN memberitahukan baginya bahwa ia akan dibawa TUHAN menginjil ke Roma sebagai seorang tawanan, Paulus tidak patah hati, ia tidak menyerah bahkan sebaliknya ia berserah! Setelah nabi Agabus menegaskan rencana TUHAN baginya bila ia ke Yerusalem, ia akan menjadi seorang tawanan dan mereka mencegah Paulus, sebaliknya Paulus mengatakan dalam Kisah Para Rasul 21:13Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.

Kehidupan yang sementara kita alami saat ini, tidak menjanjikan suatu keadaan yang tetap aman-aman saja. Kadang kita akan diperhadapkan dengan situasi yang akan menggoyahkan pendirian kita, tetapi percayalah TUHAN tidak pernah meninggalkan orang yang senantiasa memiliki ketegaran hati untuk tidak mudah menyerah hidup dalam seluruh kehendak-Nya. Amsal 23:11 mengatakan, “Karena penebus mereka kuat, Dialah yang membela perkara mereka melawan engkau.” Bila Anda menemukan kerapuhan hati Anda, dalam berbagai masalah yang Anda hadapi, sementara Anda juga masih menyangsikan kekuatan kuasa TUHAN yang menyanggupkan Anda untuk tetapi kuat dan tegar untuk hidup sesuai Firman TUHAN, jadikanlah Mazmur 51:12 sebagai doamu:  "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!"

Sahabatku, percayalah bahwa PENEBUS KITA KUAT! Ia tidak akan membiarkan diri kita terus ditindas ketika kita ingin berdiri tegar di atas kebenaran Firman TUHAN. Akhirnya Firman TUHAN menasehati kita semua dalam surat Efesus 6:10 "Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam TUHAN, di dalam kekuatan kuasa-Nya!"




Perubahan bukanlah sesuatu yang mungkin bagi Anda,
peruabahan adalah sesuatu yang pasti bagi Allah untuk Anda!
Salam Perubahan Sahabatku, "CHANGE'S, Yes We Can!"


Minggu, 06 Juni 2010

KESABARAN (bagian ke-dua).

Mental Tahan Uji Menghasilkan KETABAHAN.
(Bagian Ke-Dua)

(Lihat Bagian Pertama "Mental Tahan Uji Menghasilkan Karakter Tidak Tergesa-gesa")











Kesabaran adalah suatu kekuatan jiwa yang membuat seseorang tahan uji dalam menghadapi berbagai proses pergumulan kehidupan yang berat, sehingga membentuk karakter yang tabah, tenang, tidak tergesa-gesa dan tidak mudah patah hati!

Minggu 30 Mei 2010, telah kita pelajari bersama pengertian kesebaran yang pertama adalah mental tahan uji yang menghasilkan karakter yang tidak tergesa-gesa. Kita akan melanjutkan pembelajaran dari Firman TUHAN untuk memahami kesabaran adalah suatu kekuatan jiwa yang membuat seseorang tahan uji dalam menghadapi berbagai proses pergumulan kehidupan yang berat, sehingga membentuk karakter yang tabah.

Pengertian ke-dua tentang kesabaran adalah mental tahan uji yang menghasilkan karakter yang 'TABAH'. Ketika Musa mempersiapkan 12 prajurit pasukan Allah untuk pergi mengintai Tanah Kanaan, ia memberikan nasehat, “Tabahkanlah hatimu...” (Bilangan 13:20). Kata ‘Tabah’ berasal dari akar kata Ibr. ‘Chazaq’ diartikan dalam bahasa Inggris ‘Courage’ dalam bahasa Indonesia ‘Keberanian’ atau ‘Keteguhan hati’. Suatu pelajaran yang menarik dalam peristiwa ini. Musa menasehati ke-dua belas pasukan Allah untuk agar mereka tabah, yaitu agar mereka tetap memiliki keberanian walaupun mereka hidup selama kurang lebih 40 hari lamanya diantara bangsa Kanaan. Musa menguatkan mereka agar mereka tetap memiliki hati yang teguh, pendirian yang teguh atau memiliki prinsip yang kuat ketika mereka mengamati keadaan disekitar Kanaan. Namun, hasil kenyataannya 10 orang pengintai, ketika mereka pulang, mereka tidak memiliki hati yang tabah, tidak memiliki keberanian untuk menyerang, mereka akhirnya kehilangan pendirian mereka untuk merealisasikan rencana TUHAN bagi mereka untuk menguasai Kanaan!

Cermatilah Jemaat TUHAN, kesabaran diperoleh melalui proses ujian hidup yang menghasilkan ketabahan dalam menghadapi setiap tantangan dalam realitas kehidupan. Seorang yang sabar adalah seorang yang tabah dalam menghadapi setiap pergumulan kehidupan dengan sikap hati yang penuh keberanian untuk hidup sesuai dengan rencana TUHAN, walaupun ia akan diperhadapkan dengan berbagai resiko penolakkan. Memang tidaklah mudah bagi Kaleb dan Yosua untuk berhadapan dengan 10 orang pengintai lainnya yang telah membiarkan ketakutan menguasai hati mereka dan menghasut seluruh bangsa Israel untuk tidak merebut Kanaan. Tetapi dalam situasi penolakkan demikian kaleb dan Yosua memiliki kesabaran untuk menghadapi mereka dengan sikap hati yang tabah dalam konflik internal tersebut, Kaleb menyatakan sikap hatinya yang penuh keberanian untuk merebut dan menduduki Kanaan, seperti yang tertulis dalam Bilangan 13:30Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!

Seorang yang sabar adalah adalah seorang yang tabah dalam menghadapi setiap pergumulan kehidupan dengan sikap pendirian hidupnya untuk berpegang teguh pada sesuatu yang diyakininya, dengan tidak memperdulikan realitas kehidupan yang bertentangan dari pengharapannya! Yosua sebagai salah satu dari pasukan pengintai tersebut, dengan sabar ia menghadapi hasutan negatif dari 10 pengintai lainnya untuk tidak merebut Kanaan. Ketabahan hatinya dalam menghadapi situasi tersebut dinyatakan dengan sikap hatinya yang berpegang teguh pada rencana TUHAN.

Situasi konflik tersebut membuat Musa dan Harun tidak dapat berkata-kata lagi dan mereka hanya sujud di depan seluruh bangsa Israel, tetapi Yosua dan Kaleb segera mengoyakkan pakaiannya sambil berkata, “Janganlah memberontak kepada TUHAN dan janganlah takut!...” (Bilangan 13:5-9)
Situasi tiba-tiba menjadi kacau dan tidak terkendalikan melihat sikap demonstratif dari Yosua dan Kaleb, mereka bukannya mendapat dukungan melainkan sebaliknya, mereka mendapat perlawanan keras karena segenap umat Israel akan melempar mereka berdua dengan batu. Tetapi lihatlah pembelaan TUHAN bagi orang yang berhasil keluar dari sebuah proses api pengujian kesabaran; Bilangan 14:10bTetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel!” Kemuliaan TUHAN ini menyatakan pembelaan TUHAN bagi Yosua dan Kaleb! Mazmur 103:8 mengatakan, “TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.” HALELUYA...

Setelah berakhirnya pemerintahan raja Asa, anaknya Yosafat menggantikannya. II Tawarikh 17:6 memberikan informasi kepemimpinan Yosafat, “Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan tiang berhala.” Penggunaan kata ‘Tabah’ yang berasal dari akar kata Ibrani ‘Gabahh’ menerangkan sikap hati yang BANGGA hidup di jalan TUHAN. New American Standard Version mengatakan, “ And he took great pride in the ways of the LORD and again removed the high places and the Asherim from Judah.” Dan memanglah demikian Yosafat begitu bangga dengan TUHAN yang ia yakini dan ia sembah, karena TUHAN telah menyelamatkannya dari mata busur panah bangsa Aram dan pedang lawannya itu yang telah mengepungnya (2Tawarikh 18:31).

Peristiwa tersebut terjadi karena menjadi besannya raja Ahab yang mengajaknya untuk pergi ke Ramot-Gilead untuk bertempur bersama melawan bangsa Aram. 400 nabi yang ada bersama Ahab telah memberikan dukungan profetis untuk ia pergi menyerang karena TUHAN telah menyerahkan bangsa Aram ke dalam tangan Ahab. Tetapi Yosafat bertanya kepada Ahab, “apakah masih ada satu nabi lagi?” Dan Ahab memanggil nabi Mikha yang selalu menyampaikan hal yang bertentangan dengan hatinya. Dan ketika Mikha ditanya oleh Ahab, ia mengatakan bahwa Ahab akan mati bila pergi bertempur melawan Aram. Ahab sangat marah karena Mikha menyampaikan pesan profetis yang berbeda dengan 400 nabi lainnya. Mikha kemudian menjelaskan bahwa TUHAN telah mengutus ‘roh dusta’ (2 Tawarikh 18:20-22) ke dalam 400 nabi tersebut agar menyampaikan pesan kenabian yang salah, sehingga Ahab akan pergi bertempur dan mati! Tiba-tiba nabi Zeekia bin Kenaana menampar pipi Mikha karena mengatakan 400 nabi tersebut telah diurapi dengan roh dusta. Mikha ahirnya dipenjarakan. Ahab dan Yosafat pergi bertempur melawan Aram. Dan Ahab menyuruh Yosafat untuk mengenakan bajunya sehingga bangsa Aram berpikir Yosafat itulah Ahab, ketika mereka mengepung Yosafat, ia segera berteriak dan TUHAN menolongnya, TUHAN membujuk pasukan Aram untuk pergi meninggalkan Yosafat. Tetapi nasib malang terjadi bagi Ahab, walaupun ia mengenakan pakaian prajurit untuk menyamar, namun ia tidak bisa menyamar dari TUHAN, sehingga anak panah liar musuh kena disela-sela baju zirahnya. Haleluya.... Terpujlah TUHAN yang telah menyelamatkan orang yang tetap tabah untuk untuk dalam jalan TUHAN! Mazmur 9:4 mengatakan, “sebab musuhku mundur, tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Mu.” Haleluya....

Penggunaan kata ‘Tabah’ yang berasal dari akar kata Ibrani ‘Gabahh’ menerangkan juga suasana hati yang penuh dengan SUKACITA untuk hidup di jalan TUHAN! NKJ version menulis 2 Tawarikh 17:6And his heart took delight in the ways of the LORD; moreover he removed the high places and wooden images from Judah.” Sukacita yang dimiliki oleh Yosafat untuk hidup di jalan TUHAN bukanlah sebagai suatu akibat karena ia hidup di jalan TUHAN tetapi karena ia penuh dengan sukacita untuk hidup di jalan TUHAN. Dengan kata lain bahwa ia suka hidup di jalan TUHAN, ia senang sekali untuk hidup di jalan TUHAN.

Dan ternyata Yosafat memang mengalami sukacita untuk hidup di jalan TUHAN karena TUHAN memberkatinya dengan sangat luar biasa, bahkan orang-orang Filistin datang membawa upeti kepadanya dan TUHAN membuatnya sangat diberkati dan sangat terhormat! (2Tawarikh 17:11; 18:1) Haleluya.... Terpujilah TUHAN yang selalu menyatakan rahmat, kasih setia dan kasih karuniaNya yang melimpah bagi orang yang mau “Tabah” untuk tetap hidup dalam jalan-jalanNya! TUHAN pasti membela!

Sahabatku, dalam suatu pertemuan acara “Power of Character” ada pertanyaan yang ditujukan kepada Jakoep Ezra sebagai salah satu pembicara: “ Sebatas manakah ujian menjadi sebuah ukuran bahwa kita adalah orang-orang yang tabah?Jakoep Ezra menjawab: “Saya tanya kembali, kapan emas itu 24 karat? Ketika dipanaskan! Ketika dia tidak bercampur dengan unsur lain. Emas ada yang hanya 12 karat, karena yang 12 lainnya itu dicampur dengan tembaga, kalau 24 karat itu berarti murni emas itu sendiri. Kapan kita itu disebut sudah menghasilkan buah ketabahan, yaitu ketika ujian-ujian yang menimpa hidup kita sudah kita lewati dengan baik. Ketika kita sudah digodok atau dipanasin!




"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan,
sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima
mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada
barangsiapa yang mengasihi Dia."
Yakobus 1:12


Perubahan bukanlah sesuatu
yang mungkin bagi Anda,
perubahan adalah sesuatu yang
pasti bagi Allah untuk Anda!

Salam Perubahan Sahabatku,
“CHANGE, Yes We Can!”

Kamis, 20 Mei 2010

Mental Tahan Uji Menghasilkan Kesabaran.

                      
   


 (Bagian Pertama: "Tidak Tergesa-gesa)

Seorang pemuda Kristen mendatangani Pendeta-nya minta didoakan. “Maukah Pak Pendeta berdoa buat saya agar saya memiliki kesabaran?” Sang Pendeta itu mau, lalu mereka bersama-sama berlutut dan berdoa. Dalam doa tersebut pak Pendeta mengatakan, “TUHAN, kirimkanlah kepada anak muda ini pencobaan pada pagi hari; kirimkanlah pencobaan pada siang hari; kirimkanlah ya TUHAN,kirimkanlah!” Seketika itu juga anak muda tersebut berteriak, “Bukan, bukan, berhenti pak Pendeta. Saya tidak meminta Pak Pendeta untuk berdoa meminta pencobaan bagi saya. Saya minta bapak berdoa untuk kesabaran buat saya!” Pendeta itu hanya mengatakan, “Oh....begitu. Anak muda engkau harus menyadari akan hal ini, bahwa hanya melalui pencobaan maka kita dapat belajar tentang arti sebuah kesabaran! Kesabaran tidak datang begitu saja, tetapi kesabaran muncul dalam karakter kita sebagai sebuah hasil dari suatu proses pembentukkan yang di alami secara langsung dalam realitas kehidupan!”

Berapa berat persoalan yang Anda hadapi tetapi tanpa kesabaran? Berapa banyak di antara kita mau membayar harganya supaya memiliki kesabaran? Kita minta kesabaran dari TUHAN, tetapi kita berdoa seperti ini, “TUHAN, berikan aku hati yang sabar, berikanlah itu SEKARANG ya, TUHAN.” Surat Yakobus 5:7 mengatakan, “Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.” Ternyata surat Yakobus memberikan penegasan, bahwa kita harus menanti kedatangan TUHAN dalam kesabaran. Dapat diartikan kesabaran menjadi sebuah proses kehidupan sampai kedatangan TUHAN. Anda tidak dapat meminta karakter kesabaran dalam waktu sehari, lalu Anda sudah memilikinya. Memang banyaklah tantangan dan masalah demi masalah yang kita akan alami dalam masa penantian, hal inilah yang akan melatih dan memunculkan karakter kesabaran dalam diri kita. Bila kesabaran diibaratkan sebuah Kalung Emas, maka ketika Anda berdoa meminta kesabaran, itulah waktunya Anda sementara menggali sebuah tambang emas dan proses kehidupan dalam masalah berganti dilema kehidupan, tantangan lepas pergumulan, kesedihan berganti kepedihan, air mata berganti jeritan hati, yang akan menjadi sebuah mesin untuk memproses batu emas kesabaran sampai menjadi sebuah kalung emas. Pergumulan yang dihadapi akan menjadi mesin yang memisahkan kotoran-kotoran disekitar emas tersebut, dan sampai dibentuk menjadi sebuah kalung emas kesabaran yang indah dan mengihiasi kehidupan Anda. Wow.... bila mendengar dan merenungkan maka terasa lamaaaaa.....sekali. Tapi itulah kesabaran, yang diperoleh melalui proses masalah, dilema, air mata, jeritan hati, tantangan dan pergumulan kehidupan, sampai kedatangan TUHAN.

Kamus Bahasa Indonesia mengartikan kata “sabar” adalah tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, tabah, tenang, tidak tergesa-gesa). Dari pengertian di atas maka kita dapat menemukan sebuah defenisi kesabaran adalah suatu kekuatan jiwa yang membuat seseorang tahan uji dalam menghadapi berbagai proses pergumulan kehidupan yang berat, sehingga membentuk karakter yang tabah, tenang, tidak tergesa-gesa dan tidak mudah patah hati!

Pengertian pertama tentang kesabaran adalah mental tahan uji yang menghasilkan karakter tidak tergesa-gesa.

Masuk dalam berbagai-bagai masalah kehidupan adalah suatu pergumulan yang sama sekali tidak menyenangkan. Hampir semua kita akan menyatakan lepaskanlah kami dari setiap ujian kehidupan. Bahkan dalam “Doa Bapa Kami” yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, salah satu kalimat doa tersebut berbunyi, “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan!”     TUHAN memang tahu masuk dalam pencobaan itu sesuatu yang sangat tidak menyenangkan, itulah keadaan padang gurun gersang yang ternyata harus dilalui juga oleh Tuhan Yesus Kristus setelah Ia selesai dibaptis di Sungai Yordan. Pengalaman kesendirian dimana tidak ada seorangpun yang menemani dan memberikan kekuatan, tidak ada yang memotivasi, tidak ada yang mendoakan, itulah yang di alami oleh Tuhan Yesus Kristus, ketika Ia dicobai di padang gurun. Rupa-rupanya pengalaman tersebut melatih karakter Yesus Kristus secara manusiawi dan membuahkan hasil karakter yang tidak tergesa-gesa dalam setiap pengambilan keputusan. Empat puluh hari berpuasa memang tidaklah mudah untuk dilewati, apatah lagi tuntutan perut secara jasmani yang harus dipenuhi dan pada saat itu juga datanglah si pencoba itulah iblis dan menyuruh Yesus Kristus untuk mengubah batu menjadi roti. “Wow, kamu nantangin aku ya.... pas banget nantangin aku nih...sini tak buktiin kalo aku bisa!” Seolah-olah itulah kalimat yang ingin kita keluarkan senantiasa ketika seseorang datang dan ingin mencobai kemampuan yang ada pada kita. Tetapi lihatlah mental Yesus Kristus secara manusiawi memang sungguh tahan uji! Ia tidak mengikuti pentunjuk iblis, ia tidak mengikuti keinginan iblis, ia tidak taat kepada iblis. Pencobaan yang berat tersebut ternyata mempengaruhi mental Yesus Kristus yang tahan uji sehingga melahirkan karakter yang tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan. Bila Anda mengikuti keputusan-keputusan Yesus Kristus dalam kitab-kitab Injil, ketika ia dicobai oleh para ahli Taurat, orang Farisi, orang Saduki, Pilatus, Herodes dan prajurit-prajurit Romawi, maka Anda akan menemukan kesabaran Yesus Kristus dalam hal tidak cepat dalam pengambilan keputusan atau gegabah dalam sebuah tindakkan menganggapi. Surat II Korintus 13:5 mengatakan, “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.

Tujuh belas tahun adalah waktu yang tidak gampang untuk dilewati oleh seorang yang bernama Daud. Proses kehidupan yang sangat berat harus dilewatinya, penolakkan, pengejaran, kehilangan saudara, tidak ada pembelaan, menjadi seperti orang gila, semua itu dialami oleh Daud untuk melatih mentalnya tahan uji sehingga menghasilkan karakter yang tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan. Anda tentu masih ingat ketika Daud bertemu dengan Saul yang mengejar dan membunuh Daud. Dalam sebuah goa, diwaktu malam, ketika itu Saul tertidur pulas dan Daud mengambil pedang Saul lalu memotong jubah Saul. Semestinya itulah waktu yang tepat bagi Daud untuk membunuh Saul, tetapi lihatlah karakter kesabaran muncul dari sebuah ujian. Malah sebaliknya Daud mengatakan, “Siapakah yang berani mengusik orang yang diurapi TUHAN? (2Samuel 1:14). Daud tidak gegabah dalam tindakkannya, ia tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan untuk membunuh Saul, itulah kesabaran yang muncul dari sebuah ujian kehidupan.

II Samuel 2:1 mencatat sebuah pergumulan keputusan yang harus dilakukan oleh Daud, “Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Apakah aku harus pergi ke salah satu kota di Yehuda?" Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah." Lalu kata Daud: "Ke mana aku pergi?" Firman-Nya: "Ke Hebron."” Sebenarnya Daud telah memiliki kekuatan yang sulit untuk dikalahkan ketika TUHAN mengirim kakak-kakaknya dan 800 prajurit lainnya untuk bertemu dengan Daud di goa Adulam, tetapi lihatlah Daud tidak gegabah menggunakan kekuatannya untuk membasmi Saul sehingga nubuatan pengurapan raja yang telah dilakukan oleh Nabi Samuel atas dirinya segera menjadi kenyataan. Sebalinya, ia bertanya TUHAN dan TUHAN mengarahkannya untuk ke Hebron. Selama tujuh tahun enam bulan ia memerintah di Hebron, dan setelah Saul di bunuh oleh orang Filistin barulah TUHAN mengutus tua-tua Israel pergi menemui Daud dan menobatkannya menjadi raja atas Israel. Lihatlah sebuah kesabaran yang diperoleh melalui pergumulan waktu selama tujuh belas tahun yang menghasilkan karakter tidak gegabah dan tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan. HALELUYA...

Sabahatku, surat Yakobus 1:12 mengatakan,
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.



Perubahan bukanlah sesuatu yang mungkin bagi Anda, perubahan adalah sesuatu yang pasti bagi Allah untuk Anda!

Salam Perubahan Sahabatku, “CHANGE, Yes We Can!”

Kamis, 29 April 2010

Tetaplah Tekun Dalam Mewujudkan Mimpi Allah.





Tetaplah Tekun Dalam Mewujudkan
Mimpi Allah.






Hendry Ford, seorang pemula industri otomotif dan dan visionaris. Dia menekankan rahasia dari hidupnya yang sukses adalah menemukan apa harus dilakukan dan melakukannya. Berawal dari hobinya dalam mekanik, sejak kanak-kanak dia suka belajar dan mengutak-atik mesin uap dan jam dinding serta mesin pembakaran. Ditahun 1896 dia berhasil membangun mobil pertamanya di belakang rumahnya sendiri. Pada tahun 1899 dia ikut mendirikan Detroit Motor Company, dan walaupun ia kemudian ditolak idenya oleh partner bisnisnya, Ford tetap berpegang pada mimpinya untuk memproduksi mobil murah. Pada tahun 1903 ia mendirikan Ford Motor Company dan memproduksi 6000 mobil. Delapan tahun kemudian, mereka memproduksi lebih dari 500.000 mobil, dan mereka berhasil menekan harga eceran dari $850 menjadi $360. Impian Ford menjadi kenyataan.


John Maxwel mengakui aset yang terbesar dari keberhasilan Ford adalah “mimpi dan kegigihannya”, dan dalam pengamatan saya, Paul Lesly Tubalawony, terhadap keberhasilan Ford dalam mewujudkan impiannya adalah ketekunannya. Kita sudah lama mendengar suatu prinsip hidup, “tidak ada keberhasilan tanpa pengorbanan” dan kita-pun harus mengakui “tidak ada pengorbanan tanpa ketekunan.” Adanya suatu pengorbanan pasti diakibatkan adanya suatu ketekunan untuk mewujudkan sesuatu yang kita harapkan. Dari kamus bahasa Indonesia kita dapat menemukan suatu defenisi dari ketekunan adalah suatu ekspresi sikap hati yang teguh dalam suatu pendirian prinsip hidup, untuk mewujudkan suatu impian dengan bekerja keras secara rajin dan sungguh-sungguh.


Dalam Yohanes 14:12 mencatat perkataan Yesus Kristus, “Aku berkata kepadamu: sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu.” Dalam masa hidup Tuhan Yesus Kristus di muka bumi ini, Dia pernah memiliki suatu pengalaman untuk berkhotbah diantara 5000 orang laki. Dan sangatlah berbeda jauh sekali dengan jumlah yang dipercayakan Tuhan Yesus Kristus bagi Pdt. Dr. Abraham Alex Tanusaputra, sekali ia berkhotabah diantara + 30.000 Jemaat TUHAN. Wow, suatu jumlah bilangan sekitar sepuluh kali lipat dari jumlah orang yang mendengarkan khotbah Yesus Kristus di bukit. Memang kita semua sangatlah optimis dalam meyakini akan kebenaran Firman yang keluar langsung dari mulut Yesus Kristus, dan hal itu terbukti dalam pelayanan hamba-Nya Pdt. Dr. Abraham Alex Tanusaputra, namun Anda dan saya perlu mencermati hal ini, bahwa keberhasilan hamba TUHAN tersebut tidak diperoleh secara instan, karena dalam pelayanannya dia ditemukan sebagai seorang yang tekun dalam mewujudkan mimpi Bapa. Ada banyak bentuk penolakan yang telah dialaminya, ada banyak yang telah menghina dirinya bahkan sampai saat ini, namun ketekunannya membuahkan keberhasilan mewujudkan mimpi Bapa. Ibrani 12:3 mengatakan, “Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

Bapa di Sorga meninggikan Nama Yesus Kristus di atas segala nama, Dia diberikan kuasa di atas segala kuasa dan seluruh makhluk di bumi dan di Sorga sujud menyembahnya, bukanlah suatu keberhasilan yang dicapai oleh Yesus Kristus dalam suatu sukacita tanpa masalah tetapi sebaliknya, Dia tetap tekun mewujudkan rencana Bapa-Nya walaupun ada banyak hinaan, masalah, penolakan, gosip dan lain sebagainya.


Sahabatku, Anda saat ini mungkin mengatakan, “aku menyerah, aku sudah tidak sanggup lagi mewujudkan mimpi Allah dalam diriku.” Atau mungkin Anda mengatakan, “wah, terlalu banyak masalah yang aku hadapi, aku berhenti dan tidak ingin lagi berjalan dalam rencana TUHAN!Mazmur 146:6 mengatakan, “Dia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya,...Allah yang merencanakan sesuatu masa depan yang indah bagi diri Anda adalah Allah yang setia dalam setiap perjanjian-Nya, janganlah menyerah yang dibutuhkan saat ini dalam diri Anda dan saya adalah ketekunan! E. Paul Hovey mengatakan, “Dunia orang buta dibatasi oleh sentuhannya; dunia orang dungu dibatasi oleh pengetahuannya; dan dunia orang hebat dibatasi oleh visinya.” Berhentilah memiliki sikap pesimistis dalam hidup Anda dan jangan biarkan masalah dalam perjalanan mewujudkan rencana Allah membatasi semua kebaikan Allah yang harus Anda capai dalam hidupmu! Dan jadilah tekun!


Ayub 2:3 mencatat penilaian TUHAN terhadap kehidupan Ayub, yaitu: “Ia tetap tekun dalam kesalehannya,...” Bagaimanakah Ayub bisa tetap tekun dalam beribadah kepada TUHAN walaupuan ada banyak kegagalan bisnis, masalah rumah tangga dan pandangan negatif dari sahabat-sahabatnya? Dan bagaimana Ayub bisa melewati setiap masalah dan akhirnya dia berhasil kembali dalam hidupnya bahkan diberkati dua kali lipat? Ayub 1:5 mengatakan, “...Keesokan harinya, pag-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran...” Inilah caranya untuk kita tetap bisa tekun dalam meraih keberhasilan walaupun ada banyak masalah dan rintangan yang coba menghalangi dan menghentikan perjalanan kesusksesan kita, yaitu setiap bangunlah mesbah penyembahanmu dengan TUHAN!


Janganlah Anda pernah bermimpin untuk meraih keberhasilan tanpa menghadapi masalah lepas masalah! Sejarah membuktikan ada banyak keberhasilan yang dicapai oleh banyak orang melewati masalah dan kesulitan namun mereka tetap TEKUN! Ketekunan Yosua dan Kaleb membuahkan keberhasilan masuk tanah Kanaan, ketekunan Ayub menghasilkan multipikasi berkat. Seorang ahli pidato Yunani yang terkenal Demosthenes adalah seorang yang gagap, ia bekerja keras dengan gigih dalam setiap latihannya ia menaruh kerikil dalam mulutnya dan berbicara di atas suara ombak ditepi pantai. Napoleon, meskipun berasal dari keluarga biasa menjadi raja. Bethoven berhasil menjadi seorang komposer terkenal walaupun ia kehilangan pendengarannya. Charles Dickens, seorang yang sangat miskin namun berhasil menjadi seorang pengarang novel yang terkenal di Victoiran Englan.


Sahabatku, apa yang terjadi di masa lalu tidaklah sepenting apa yang akan Anda capai di masa depan. Vince Lombardi menyatakan, “Saya percaya bahwa waktu terbaik siapa-pun dalam cita-citanya atas segala sesuatu yang ia kasihi adalah saat ia bekerja sepenuh hati demi tujuan mulia dan terbaring kelelahan di atas lapangan pertempuran dengan penuh kemenangan.



"Dan biarkanlah ketekunanitu memperoleh
Buah yang matang, supaya kamu menjadi
Sempurna dan utuh dan tak kekurangan
Suatu apapun."
Yakobus 1:4


Perubahan bukanlah sesuatu yang mungkin bagi Anda,
Perubahan adalah sesuatu yang pasti bagi Allah untuk Anda!
Salam Perubahan Sahabatku, "CHANGE, Yes We Can!"

Jumat, 06 November 2009

"Back To Your Self"


Salam perubahan sahabatku... "Change...Yes We Can!"



"Back To Your Self!"



2 Korintus 13:5 mengatakan, "Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu?"


Pernahkah Anda mengalami pengalaman kesendirian? Tidak ada seorang-pun yang memiliki keinginan yang kuat untuk mengalami pengalaman kesenderian di mana dia membutuhkan seseorang tetapi tidak ada seorangpun bersamanya. Anda yang ingin ditemani tetapi semua sahabat atau teman bahkan saudara dan orang-orang yang terdekat dengan Anda tidak ada bersama Anda.


Ditinggal pergi pada saat Anda membutuhkan orang lain bersama Anda, tidak ada seorangpun yang menemani... kadang suasana seperti itu membawa kita masuk lebih jauh untuk mengenal diri kita sendiri. Dalam ruangan yang hampa, terasa sunyi dan gelap, sepi tak ada suara... Anda mungkin dapat menemukan 'siapa diri Anda yang sebenarnya dalam keadaan kesendirian!'


Entah apa yang Anda rasakan saat itu? ketakutankah, kebencian, dendam yang tersimpan lama, hati yang ingin memberontak dengan tidak bisa menerima semua kenyataan yang ada? atau sebaliknya Anda merasa berani, tenang, hati penuh kasih dan dapat melepaskan pengampunan, bisa mensyukuri semua keadaan yang berat yang tidak ingin Anda alami. Apapun yang Anda rasakan saat itu, sebenarnya itulah keadaan Anda yang sebenarnya!


Sebenarnya itulah keadaan yang baik untuk Anda kembali mengintrospeksi keberadaan hati dan kehidupan Anda sendiri, tanpa menghakimi dan menyalahkan orang lain! Hanya Anda dengan TUHAN dan hanya TUHAN dengan Anda.


Goa Adulam itulah tempat yang tidak diharapkan oleh Daud untuk dia berada di sana, tetapi itulah kesempatan yang TUHAN ijinkan untuk Daud mengalami pengalaman kesendirian sehingga dia menemukan keberadaan dirinya sendiri yang sebenarnya dalam perspektif penilaian kasih karunia TUHAN.


Dalamnya sumur yang gelap, di jual di Mesir, difitnah dan dibuang ke dalam penjara yang gelap di bawah tanah itulah juga tempat yang sama sekali tidak diharapkan oleh Yusuf untuk dia berada di sana. Tetapi itulah kesempatan pengalaman kesendirian yang harus dialami oleh Yusuf untuk mempersiapkannya menjadi seorang pemimpin nomor 2 di Mesir sesudah Firaun.


Pengalaman yang berbeda dengan Petrus dan teman-temannya ketika mereka menyebrang danau datanglah badai dan Yesus tertidur di buritan kapal ditengah badai. Mereka semua panik,& bangunkan Yesus tetapi sebaliknya mrk ditegur keras oleh Yesus, "dimanakah imanmu?"


Bukankah Yesus Kristus sebenarnya harus senang karena dalam keadaan ketakutan, murid-murid-Nya tidak memanggil dan mencari orang lain tetapi mereka mencari Tuhan Yesus Kristus. Ternyata bukan itu yang dilihat Yesus, tetapi Ia melihat adanya ketakutan dalam diri mereka. Inilah yang saya maksudkan kadang Yesus Kristus mengijinkan kita melewati pengalaman kesendirian sehingga kita menemukan siapa diri kita sebenarnya! Dalam pengalaman kesendirian bagi murid-murid TUHAN mereka menemukan ketakutan ada dalam diri mereka.


Pengalaman kesendirian yg Anda alami kadang diijinkan TUHAN agar Anda menemukan siapa diri Anda sebenarnya. Kadang kesibukan Anda atau rutinintas Anda membuat Anda tidak ada kesempatan untuk menginstrospeksi diri Anda sendiri, tetapi sebaliknya lebih banyak menyalahkan orang lain dan menyalahkan situasi yang terjadi yang tidak sesuai dengan apa yang Anda harapkan.


Pengalaman kesendirian juga diijinkan TUHAN untuk Anda alami agar melatih iman Anda! Pandangan mata TUHAN lebih sering tertuju kepada pandangan iman individualis, maksudnya iman dari Anda secara pribadi kepada TUHAN. TUHAN yang kita sembah dalam Nama Tuhan Yesus Kristus adalah TUHAN yang senang dalam membangun hubungan secara pribadi atau satu per satu. Walaupun Anda dan saya berada di antara sekerumunan orang yang menghadiri suatu ibadah raya atau ibadah KKR, tetapi mata dan hati TUHAN tertuju tetap satu per satu untuk mengamati di antara kita, "apakah Ia menjumpai iman dalam diri kita masing-masing!"


Ternyata pengalaman kesendirian bisa membuat Anda dan saya kehilangan iman yang teguh untuk meyakini potensi Allah dalam kuasa Roh Kudus yang ada dalam diri kita masing-masing. Sebenarnya TUHAN bukan tidak suka untuk Anda memanggil Dia dalam pengalaman kesendirian Anda, tetapi Ia lebih suka agar Anda bertindak di dalam iman yang teguh untuk mengubah keberadaan diri Anda secara pribadi atau bertindak dengan iman yang kokoh kepada Tuhan Yesus Kristus untuk mengubah lingkungan serta keadaan di sekitar Anda yang tidak Anda harapkan!


Walaupun Anda seperti merasa seorg diri, tetapi sebenarnya Yesus ada bersamamu bahkan di dalam engkau. He do realy care about your self... just believe and no worry... He so close to you. Just keep your faith to Jesus. He always be with you!" Tidakada seorangpun yang sanggup mengubah keberadaan diri Anda dan menciptakan keadaan yang indah seperti yang Anda harapkan! Andalah yang diberikan kesempatan dari TUHAN untuk mengubahnya!


Sahabatku terkasih, ketika saat ini Anda kembali melihat ke dalam diri Anda, apakah yang Anda jumpai? Doaku Anda menjumpai kasih ditengah badai kebencian, pengampunan ditengah berkecamuknya topan dendam, kedamaian di antara kekacauan realitas kehidupan, ketenangan dalam perjalanan padang gurun gersang.


Percayalah, Yesus Kristus tertidur di buritan perahu kehidupan Anda, bukan karena Dia tidak perduli dengan apa yang sedang Anda alami, tetapi Dia mengijinkan Anda menemukan diri Anda dan mengijinkan kuasa Roh Kudus memulihkan Anda. Yakinkan diri Anda kalaupun Yesus masih terus tidur pulas di buritan perahu kehidupan Anda, sebenarnya Ia mengharapkan Anda segera bertindak untuk menyatakan kekuatan iman Anda dengan otoritas yang telah diberikan-Nya dalam Roh Kudus. Amin.







"Perubahan bukanlah sesuatu yang mungkin bg Anda, perubahan adalah sesuatu yang pasti bagi Allah untuk Anda. 'Change...Yes You Can!'"


Kamis, 04 September 2008

The Power of Ministry.


Umat yang telah Ku-bentuk bagi-Ku akan Memberitakan kemasyuran-Ku.
Yesaya 43:21

This people have I formed for myself; they shall shew forth my praise (mereka akan pergi menyatakan pujianku).
Isa. 43:21



Sebenarnya konsep “melayani” merupakan suatu konsep yang sama sekali tidak lagi diminati oleh banyak orang. Kecendrungan manusia akhir zaman adalah dilayani bukan melayani! Dalam era globalisasi yang menawarkan kecanggihan teknologi komputerisasi dan teknologi digital, atau teknologi komunikasi, tanpa disadari telah menciptakan karakteristik manusia akhir zaman yang dipenuhi dengan kenyamanan atau yang saya istilahkan dengan “Orang-orang Nyaman”. Kenyamanan kehidupan menstimulasi eksitensi manusia untuk menjadi manusia yang dilayani keinginannya, dan hal ini akan memberi peluang besar untuk menciptakan manusia egosentris atau “Orang-orang yang berpusat pada diri sendiri”. Dan inilah karakteristik manusia akhir zaman, yaitu manusia yang hanya ingin hidup nyaman dengan cara memuaskan keinginannya.

Itulah sebabnya dalam pandangan profetis Yesus Kristus mengatakan, bahwa diakhir zaman kasih banyak orang akan makin berkurang! Bila kasih berkurang sampai tidak ada lagi kasih maka pelayananpun berkurang sampai tidak ada pelayanan lagi! Karena pelayanan sangat berhubungan erat dengan kasih!

Tetapi saya percaya kita semua yang mengikuti Youth Camp 2008 GSSJA Maluku, telah dipersiapkan menjadi Generasi Baru Yang Berkemenangan Dalam Tuhan Yesus Kristus, yang telah dipenuhi dengan kasih TUHAN untuk siap masuk dalam realitas kehidupan untuk menyatakan kemasyuran TUHAN. Amin! HALELUYA. Dan saya percaya dari tema utama kita dalam Youth Camp 2008, yaitu “The Power of Minstry” akan menghasilkan atau menciptakan suatu generasi baru yang siap melayani TUHAN!

Bagaimanakah konsep pelayanan memiliki suatu pengaruh yang besar kekuatan kuasanya untuk mengarahkan kehidupan kita untuk melayani TUHAN?

Ada sebuah buku yang berjudul “Mind Power” memberikan informasi konkrit bagaimana kekuatan dari pikiran manusia yang memiliki pengaruh yang sangat besar untu mengarahkan jalan kehidupan manusia. Itulah sebabnya saya berpendapat, bahwa kita akan mengalami suatu kekuatan kuasa dari pelayanan apabila kita membangun suatu paradigma yang benar akan pelayanan dan memiliki perspektif yang alkitabiah akan pelayanan.

Perpektif Alkitab akan pelayanan adalah kehidupan! Atau dapat saya katakan, bahwa kehidupan adalah pelayanan (Life is a ministry) dan pelayanan adalah kehidupan (Ministry is a life). Menyadari akan keberadaan manusia baru dari kehidupan Rasul Paulus, ia mengatakan, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku!I am crucified with Christ: neverthless I live; yet not I, but Christ liveth in me: and the life which I now live in the flesh I live by the faith of the Son of God, who loved me, and gave himself for me. (Galatia 2:20) Dengan kata lain Paulus sementara menegaskan, bahwa kehidupannya ada hanya untuk melayani Yesus Kristus (Life is a ministry), dan ia menemukan realistas kehidupan yang sebenarnya ada pada saat dia melayani Yesus Kristus! (Ministry is a life). Begitu banyak orang yang mengatakan, aku menemukan kehidupanku pada saat aku menjadi seorang boss, seorang raja atau ratu, seorang pemimpin hebat dan kaya raya, sehingga ada banyak orang datang memberikan pujian bagiku dan melayaniku! Ada banyak orang yang menemukan kehidupannya pada saat ia melayani dirinya sendiri dengan bekerja keras dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya sampai ia melupakan TUHAN Sang Pemberi Kehidupan dan Keselamatan serta berkat! Tetapi berbeda dengan Paulus, bahwa ia menyadari kehidupannya telah dibentuk oleh TUHAN ada dimuka bumi ini untuk melayani TUHAN, dan ia menemukan kehidupannya yang sesungguhnya pada saat ia hidup melayani TUHAN!

Kita semua dirancang secara unik, atau “dibentuk” untuk melakukan sesuatu hal tertentu. Sebelum TUHAN menciptakan Anda, dia memutuskan peran apa yang Dia inginkan Anda mainkan di dunia. Allah merencanakan dengan persis bagaimana Dia ingin Anda melayani Dia, dan selanjutkan Dia membentuk Anda untuk tugas-tugas tertentu. Anda ada sebagaimana adanya Anda karena Anda dijadikan untuk suatu pelayanan khusus. Efesus 2:10 mengatakan, “ Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik." Kata “buatan” berasal dari kata “Poiema” yang artinya “buatan tangan”. Anda dan saya tidak dijadikan dalam sebuah cetakan pabrik yang menghasilkan produksi yang bentuknya sama dan banyak, tetapi kita dijadikan unik dan tidak ada duanya yang dibuat oleh Tangan Allah sendiri! (Handmade by God!)

Kejadian 1:2 menjelaskan keadaan bumi yang belum berbentuk (without form) dan kosong (void) dengan menggunakan kata “Tohuw wa Bohuw” yang menerangkan suatu keadaan yang:
1. Kacau balau (Seluruh sistem hidup terjadi kekacauan atau tidak terarah).
2. Gersang (Keadaan yang tidak menghasilkan apa-apa atau kekeringan / tidak produktif).
3. Sia-sia (Sudah melakukan suatu tindakan tetapi tindakan tersebut tidak berguna apa-apa).
4. Gagal (Sudah melakukan sesuatu tetapi terus tidak berhasil dan dirasakan berulang-ulang).
5. Pemborosan atau pembuangan (Hidup boros dan dikuasai oleh uang).
6. Hampa (Hidup dijalani terasa sendiri dan tanpa harapan).

Keadaan bumi berikutnya dikatakan dalam kegelapan, yang ditulis menggunakan kata “choshek”. Kata “choshek” ini menerangkan keadaan bumi:
1. Penderitaan.
2. Kelemahan.
3. Kematian.
4. Kesengsaraan.
Choshek sementara menyatakan keadaan manusia yang harus selalu bergantung penuh kepada Allah untuk mengalami suatu pemulihan hidup secara berkesinambungan sampai kedatangan Tuhan Yesus Kristus ke dua kalinya.

Elohim sementara mengamati keadaan bumi yang “Tohuw wa bohuw wa choshek”, karena pada kalimat selanjutnya mengatakan “Roh Elohim” (Ruwach Elohim) sementara bergerak di atas permukaan air (Rachaph al-payim hamayim). Pada saat itulah munculah visi Elohim untuk menjadikan segala sesuatu menjadi “Towb” atau menjadi sangat amat baik (Kej.1:10, 25; 31), “More than Best”. Dan pada saat Ruwach Elohim Nibaa (Naw-baw) atau Roh Elohim berfirman maka semua keadaan bumi yang “Tohuw wa Bohuw wa Choshek” mengalami transformasi (perubahan bentuk, sifat, dan fungsi) menjadi “Towb” atau “sangat amat baik” (More than best).

TUHAN telah membentuk kehidupan Anda menjadi kehidupan yang “Towb” atau “More than best!” atau “sangat amat baik!” Amin!! TUHAN tidak pernah salah ketika Ia membentuk kita dalam kandungan ibu kita masing-masing! Dalam perenungan kehidupannya raja Daud, ia mengatakan dalam Mazmur 139:14-16Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.

Dan Anda dijadikan untuk melayani TUHAN dengan keunikkan yang Anda miliki! Kata “bentuk” dalam bahasa Inggris ditulis “SHAPE

Kapanpun TUHAN memberi kita sebuah tugas, Dia selalu memperlengkapi kita dengan apa yang kita butuhkan untuk menyelesaikannya. Kombinasi kemampuan yang memiliki tujuan ini disebut SHAPE (bentuk) Anda: Spiritual gifts (karunia rohani; Efs.4; Rom.12; 1Kor.12.), Heart (Hati; Efs.6:6-7), Abilities (Kemampuan), Personality (Kepribadian. Karakter mengimbangi karunia), Experiance (Pengalaman pribadi dengan TUHAN).


Bagaimakah kita memulai suatu pelayanan?

Hal yang pertama untuk kita memulai pelayanan adalah kita mempersiapkan diri kita lebih dulu untuk melayani TUHAN secara pribadi! Bentuk pelayanan pribadi kita kepada TUHAN adalah penyerahan diri kita secara total yang dinyatakan melalui membaca Alkitab secara teratur, membangun mesbah doa, dan memiliki hati yang selalu suka untuk memuji dan menyembah-Nya!

Lukas 9:23 (New Century Version)
Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus meninggalkan
Hal-halyang ia inginkan. Ia harus bersedia menyerahkan hidupnya setiap hari
Untuk mengikuti Aku.


Berserah Diri Bukanlah Cara Terbaik Untuk Hidup;
Berserah Diri Ialah Satu-Satunya Cara Untuk Hidup !

Dalam perjalanan misi pelayanan Yesus Kristus di bumi ini, ia pernah berada di sebuah rumah bersama dengan Marta dan Maria. Ketika Ia datang, ada seorang perempuan yang bernama Marta yang sibuk melayani orang lain, sementara saudaranya Maria duduk dekat kaki TUHAN dan mendengarkan perkataan-Nya. Melihat perbautan tersebut Marta kemudian berkata kepada Yesus Kristus dalam Lukas 10:40, “sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Dalam ayat 41-42 mencatat jawaban Yesus Kristus terhadap permintaan Marta, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.



Bagaimanakah sikap dan cara berpikir dari seorang pelayan TUHAN yang mau memberitakan kemasyuran TUHAN?

Pelayanan berawal dari dalam pikiran Anda. TUHAN selalu lebih tertarik pada mengapa kita mengerjakan sesuatu ketimbang pada apa yang kita kerjakan. Sikap lebih berarti daripada pencapaian. Ada lima sikap cara berpikir pelayan TUHAN yang sejati:

Lima Sikap Pikiran Pelayan Sejati.
Pertama, Memikirkan orang lain daripada diri mereka sendiri.
Inilah kerendahan hati yang sejati: bukan menganggap diri kita kurang, melainkan kurang memikirkan diri kita sendiri. Paulus berkata, “Lupakanlah dirimu cukup lama guna memberi bantuan.” (Filipi 2:4 Msg)

Yesus “telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba.” (Filipi 2:7) Kapankah kali terakhir Anda mengosongkan diri Anda sendiri demi kebaikan orang lain? Anda tidak bisa menjadi seorang pelayan jika Anda penuh dengan diri Anda sendiri. Hanya bila kita melupakan diri kita sendiri barulah kita melakukan hal-hal yang layak untuk diingat.

Kedua, Berpikir seperti penatalayan bukan pemilik.
Dalam Alkitab seorang penatalayan ialah seorang hamba yang dipercayai untuk mengelola harta. Yusuf merupakan jenis hamba ini sebagai seorang tawanan di Mesir. Potifar mempercayakan rumahnya kepada Yusuf, kemudian kepala penjara mempercayakan urusan penjaranya kepada Yusuf. Akhirnya Firaun mempercayakan keseluruhan bangsa itu kepadanya. Keadaan sebagai hamba dan penatalayan berjalan bersamaan; “Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.”
(1 Korintus 4:1-2). Bagaimana Anda mengurus sumber daya yang telah TUHAN percayakan bagi Anda? Yesus pernah berkata dalam Lukas 16:13 “Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan... Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Yesus mengatakan, “Kamu tidak dapat” Dia tidak mengatakan, “Kamu seharunya tidak.” Ini berarti mustahil dan tidak mungkin. Hidup untuk pelayanan dan hidup untuk uang sama-sama merupakan tujuan yang eksklusif. Manakah yang Anda akan pilih? Uang memiliki potensi besar untuk menggantikan TUHAN dalam kehidupan Anda. Banyak orang tidak mau melayani karena faktor materialisme ketimbang karena hal lainnya.

Mereka berkata, “Setelah saya mencapai sasaran-sasaran keuangan saya, saya akan melayani TUHAN.” Ini merupakan keputusan bodoh yang akan mereka sesali selamanya. Bila Yesus menjadi Tuan Anda, uang melayani Anda, tetapi jika uang menjadi tuan Anda, maka Anda menjadi budak uang. Kekayaan tentu bukanlah dosa, tetapi gagal memanfaatkannya bagi kemuliaan TUHAN adalah dosa. Cara Anda mengelola uang dan kekayaan Anda, mempengaruhi seberapa banyak TUHAN bisa memberkati kehidupan Anda.

Ketiga, berpikir tentang pekerjaan mereka bukan pekerjaan orang lain. Mereka tidak membandingkan-bandingkan, mengkritik, atau bersaing dengan pelayan atau pekerja pelayanan lainnya. Mereka terlalu sibuk melakukan pekerjaan yang telah TUHAN berikan kepada mereka. Dalam Galatia 5:26 (Msg) Paulus mengatakan, “Kita tidak akan membanding-bandingkan diri kita sendiri dengan orang lain seolah-olah salah satu dari kita lebih baik dan yang lainnya lebih buruk. Kita memiliki hal-hal yang jauh lebih menarik untuk dikerjakan dengan kehidupan kita. Kita masing-masing tidak ada duanya.” Pelayan sejati tidak mengeluh tentang ketidakadilan, tidak memiliki kelompok yang mengasihani diri sendiri, dan tidak membenci mereka yang tidak melayani. Mereka hanya mempercayai TUHAN dan tetap melayani. Tugas kita bukanlah menilai pelayan-pelayan TUHAN lainnya. Rasul Paulus menasehati Jemaat TUHAN di Roma (14:4), “Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.

Keempat, Pelayan mendasarkan identitas mereka di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Mereka selalu mengembangkan pikiran bahwa mereka dikasihi dan diterima karena kasih karunia, para pelayan tidak harus membuktikan kelayakan mereka. Mereka dengan rela menerima pekerjaan-pekerjaan yang oleh orang-orang yang kurang percaya diri dianggap “tidak pantas” untuk mereka kerjakan. Tindakkan Yesus Kristus membasuh kaki para murid-Nya sama dengan tindakan untuk menyemir sepatu, namun Yesus tetap tahu siapa diri-Nya sehingga tindakkan tersebut tidak mengancam citra diri-Nya. Yohanes 13:3-5 mengatakan, “Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Kelima, memikirkan pelayanan sebagai sebuah kesempatan, bukan sebuah kewajiban.
Mereka senang menolong orang, memenuhi kebutuhan-kebutuhan, dan mengerjakan pelayanan. Mereka “melayani TUHAN dengan sukacita.” (Mazmur 100:2 KJV) Mengapa mereka melayani dengan sukacita? Karena mereka mengasihi TUHAN, mereka bersyukur atas kasih karunia-Nya, mereka tahu bahwa melayani merupakan pemanfaatan tertinggi dari kehidupan, dan mereka tahu bahwa TUHAN telah menjanjikan satu pahala. Yesus berjanji dalam Yohanes 12:26 (Msg)Bapa akan menghormati dan memberi upah kepada orang yang melayani Aku.” Paulus mengatakan dalam Ibrani 6:10 (BIS)Ia tidak melupakan apa yang kalian kerjakan bagi-Nya, dan kasih yang kalian tunjukkan kepada-Nya sewaktu menolong saudara-saudara seiman, dahulu dan sekarang.” Bersediakah Anda mulai berpikir dan bertindak sebagai seorang pelayan TUHAN dalam seluruh bidang hidup Anda? Alsbert Schweitzer berkata, “Mereka yang benar-benar berbahagia hanyalah mereka yang telah belajar bagaimana melayani.


Berpikirlah mengenai dirimu sama seperti pikiran
Yesus Kristus tentang Diri-Nya.
Filipi 2:5 (Msg)



Seperti apakah tindakkan yang tepat dari seorang pelayan dalam aplikasi pelayanan tersebut?

Kita melayani Allah dengan melayani orang lain. Dunia mendefinisikan kebesaran dari segi kuasa, harta, martabat, dan kedudukan. Jika Anda bisa menuntut pelayanan dari orang lain berarti, Anda telah mencapai keberhasilan. Dan dalam budaya melayani diri sendiri sekarang ini dengan mentalitas saya dulu, bertindak seperti seorang pelayan bukanlah sebuah konsep populer.

Paradigma kebesaran atau popularitas yang berbeda sekali dengan pikiran Yesus Kristus, menganggap kebesaran dari segi pelayanan. Allah menentukan kebesaran berdasarkan banyaknya orang yang Anda layani, bukan banyaknya orang yang melayani Anda. Tidak ada talenta atau karunia khusus yang dibutuhkan untuk tetap tinggal setelah sebuah pertemuan guna membersihkan sampah atau membereskan kursi. Semua orang bisa menjadi pelayan. Satu-satunya hal yang dibutuhkan ialah karakter.

Anda bisa saja menjadi seorang Penatua atau Diaken maupun koordinator pelayanan sel dan Pendeta, yang merupakan jabatan dan status dalam pelayanan Tubuh Kristus, namun belum tentu Anda memiliki hati pelayan. Bagaimana Anda bisa tahu bahwa Anda memiliki hati seorang pelayan? Yesus memberikan jawaban-Nya dalam Matius 7:6 (BIS), “Kalian akan mengenal mereka dari hasil perbuatannya.”

Tindakkan Seorang Pelayan Sejati.

Pelayan sejati memberikan diri mereka untuk melayani.
Mereka selalu siap melayani pada saat dipanggil. Seperti halnya tentara, seorang pelayan harus selalu siap untuk tugas: “Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” (2 Timotius 2:4 AITB) Seorang pelayan sejati melakukan apa yang diperlukan, bahkan ketika rasanya tidak nyaman. Sebagai seorang pelayan Anda tidak bisa memilih-milih kapan atau di mana Anda akan melayani. Menjadi seorang pelayan berarti menyerahkan hak Anda dan mengizinkan TUHAN menyela jadwal kegitanan Anda kapan saja Dia membutuhkan Anda.

Pelayan-pelayan sejati memperhatikan kebutuhan.
Para pelayan selalu siap sedia untuk berbagai cara menolong orang lain. Ketika mereka melihat sebuah kebutuhan, mereka memanfaatkan saat tersebut untuk memenuhinya, sama seperti Galatia 6:10 katakan, “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” Bila TUHAN menempatkan seseorang yang membutuhkan pertolongan tepat di depan Anda, berarti TUHAN sedang memberi Anda kesempatan untuk bertumbuh di dalam pelayanan.

Amsal 3:28 (BIS) mengatakan, “Janganlah menyuruh sesamamu menunggu sampai besok, kalau pada saat ini juga engkau dapat menolongnya.Moto dari John Wesley ialah “Kerjakan semua hal baik yang Anda bisa, dengan semua sarana yang Anda bisa, dengan semua cara yang Anda bisa, di semua tempat yang Anda bisa, pada semua waktu yang Anda bisa, kepada semua orang yang Anda bisa, sepanjang Anda bisa.Itulah kebesaran.

1 Korintus 14:20 mengatakan, “Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah... orang dewasa dalam pemikiranmu!” Anak-anak hanya memikirkan diri mereka sendiri tetapi orang dewasa memikirkan orang lain. TUHAN berfirman dalam Filipi 2:4, “Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” Memang sulit untuk mulai tidak berpikir kenyamanan diri kita dan belajar mengalihkan perhatian kita untuk memikirkan kebaikan orang lain.

Pelayan-pelayan sejati melakukan yang terbaik dengan apa yang
mereka miliki.
Para pelayan tidak mencari-cari alasan, menunda atau menunggu keadaan yagn lebih baik. Para pelayan tidk pernah berkata, “Nanti suatu hari” atau “Bila waktunya tepat.” Mereka melakukan saja apa yang perlu dilakukan. Pengkhotbah 11:4 (BIS) mengatakan, “Siapa menunggu sampai angin dan cuaca sempurna, tak akan menanam dan tidak pula memetik hasilnya.” Pelayanan yang kurang sempurna selalu lebih baik daripada rencana terbaik yang tidak dilaksanakan. Salah satu alasan utama dan banyak digunakan untuk menghindari pelayanan adalah mereka takut mereka tidak cukup baik untuk melayani. Beberapa gereja mendorong mitos “kesempurnaan” sebagai sebuah idola yang membuat orang lain takut untuk melayani. Dan menyebarkan kebohongan, bahwa yang melayani hanyalah orang-orang yang sempurna tanpa masalah hidup. Lebih baik Anda mengembangkan prinsip cukup baik.

Pelayan-pelayan sejati mengerjakan setiap tugas dengan dedikasi yang
sama.
Apapun yang mereka kerjakan, para pelayan “mengerjakan dengan sepenuh hati.” (Kolose 3:23 BIS) Dalam Kitab Galatia 6:3 (NLT) mengatakan, “Jika kamu mengira kamu terlalu penting untuk menolong seseorang yang membutuhkan, kamu hanyalah menipu dirimu sendiri. Kamu bahkan bukan siapa-siapa.” Yesus Kristus sendiri pernah membasuh khaki,menolong anak kecil, membjuat sarapan, dan melayani orang-orang kusta. Paulus pernah mengumpulkan kayu bakar untuk membuat api unggun ketika kapal mereka karam disebuah pulau. Tidak ada tugas yang tidak pantas untuk Anda kerjakan ketika Anda memiliki hati pelayan dalam diri Anda.

Kesempatan-kesempatan besar sering menyamar di dalam tugas kecil. Hal-hal kecil menentukan hal-hal yang besar. Sebelum Anda melakukan hal yang luar biasa janganlah takut untuk memulai melayani dengan cara yang biasa. Bahkan pelayanan yang sangat kecil seperti yang dikatan oleh Yesus Kristus, “Dan jika, sebagai wakil-Ku, kalian memberikan hanya secangkir air putih sekalipun kepada seorang anak kecil, maka pasti akan diberi pahala.” (Matius 10:42 FAYH)

Pelayan sejati tetap rendah hati. Para pelayan, “harus merendahkan diri dan saling melayani dengan rendah hati.” (1 Petrus 5:5) Ada lebih dari 750 “Museum Orang Terkenal” di Amerika dan lebih dari 450 buku “Biografi Orang Terkenal”, tetapi Anda tidak akan menemukan banyak pelyan sejati ditempat-tempat ini. Kemasyuran tidak bermakna apapun bagi pelayan-pelayan sejati karena mereka tahu perbedaan antara yang menonjol dan yang bermakna. Kolose 3:4 (MSG) mengatakan, “Ketika Kristus... Muncul kembali di dunia, kamu akan muncul juga, yaitu kamu yang sebenarnya, kamu yang dimuliakan. Sementara itu, tetaplah puas dengan keadaanmu yang tidak dikenal.” Bagi Jemaat di Korintus Paulus menasehatkan mereka, “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan TUHAN! Sebab kamu tahu, bahwa persekutuan dengan TUHAN jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Korintus 15:58)


“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,
Hendaklah ia menjadi pelayanmu.”
Markus 10:43



Pada akhirnya sahabat-sahabatku, Alkitab memberikan tiga metafora yang mengajarkan kepada kita pandangan Allah tentang kehidupan manusia di bumi:
1. Kehidupan adalah sebuah ujian.
2. Kehidupan adalah sebuah kepercayaan.
3. Kehidupan adalah sebuah penugasan sementara.

Apakah kita bisa berhasil melewati suatu ujian kehidupan yang dipercayakan Yesus Kristus, untuk melihat keteguhan iman kita kepada-Nya dan menemukan ketulusan hati kita untuk melayani TUHAN? Dengan demikian Ia akan lebih mempercayakan kita lagi kepada sesuatu hal yang lebih besar lagi setelah Ia menemukan iman, ketulusan hati dan kesetiaan kita dengan perkara yang sederhana dan kecil yang dipercayakan bagi kita.

Kehidupan manusia memang memang kekal adanya, tetapi di planet Bumi ini kehidupan manusia hanya bersifat sementara! Dan semua hal yang dipercayakan TUHAN dalam kehidupan kita merupakan suatu penugasan yang bersifat kontemporaris adanya.

Abraham mendapat mandat kehidupan untuk menerima janji Allah. Ishak menerima tugas untuk meneruskan generasi pilihan Allah. Yakub mendapat berkat keturunan penggenap janji Allah. Daud dikokohkan kerajaan-Nya untuk menerima tugas misi Kerajaan Allah melalui garis keturunannya, sehingga lahirlah Mesias, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Anda percaya atau tidak, kelahiran kita semua di muka bumi ini bukanlah suatu kebetulan dan ada misi Allah secara individualis bagi pribadi kita masing-masing.

Memang benar apa yang dikatakan Rick Waren, untuk memaksimalkan kehidupan kita, maka perlu kita mengetahui dua kebenaran penting, yaitu:” Pertama, dibandingkan dengan kekekalan, kehidupan amatlah singkat. Kedua, bumi hanyalah tempat kediaman sementara. Anda tidak akan berada di sini, jadi jangan terlalu terikat pada bumi.

Bumi bukanlah rumah terakhir kita; kita diciptakan untu sesuatu yang jauh lebih baik! Suatu saat kita akan kembali ke Sorga, menghadap tahta Allah dan mempertanggung jawabkan semua hal yang telah kita lakukan dengan kehidupan kita masing-masing ketika kita dipercayakan kehidupan di planet Bumi ini.

Kisah Para Rasul 20:24
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.


Kematian bukanlah akhir dari segala-galanya
Melainkan akhir dari suatu tugas Allah bagi kita
Ketika kita hidup dalam dunia ini.





Salam Kasih Kristus.




Where are you?

My World Visitor Profile Map